Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Scot Marciel |
LAMBANNYA penanganan kasus
dugaan korupsi di bidang pertambangan terutama
pertambangan emas di Papua, Freeport dan melibatkan perusahaan asing
membuat Komisi III DPR RI gusar, apalagi beberapa waktu yang lalu salah satu Duta
Besar (Dubes) Amerika Serikat untuk Indonesia Scot Marciel mengunjungi Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK).Komisi III DPR menganggap kunjungan tersebut
hanyalah salah satu cara untuk memuluskan langkah – langkahnya di Indonesia
karena Amerika Serikat punya banyak kepentingan terutama di bidang
pertambangan.
"Kasus tambang sudah ada yang
ditangani? Kasus perusahaan asing yang
diduga merugikan negara belum ada yang terungkap," kata Ketua Komisi III I
Gede Pasek Suadika saat menggelar rapat dengan KPK.
Gede Pasek menyatakan kedatangnya Scot ke
KPK hanya untuk membahas tentang pengembangan kapasitas tenaga kerja, termasuk
menyepakati adanya kerjasama pelatihan bagi petugas yang bekerja di KPK, namun Komisi
III kecewa dengan kerjasama yang dilakukan kedua belah pihak tersebut.
Ketua Komisi III, I Gede Pasek Suadika |
"Komisi III masih sangat sanggup
membiayai pelatihan," kata Anggota Komisi III dari Fraksi Partai Keadilan
Sejahtera (PKS), Indra.
Menanggapai hal ini ketua KPK Abraham Samad menjamin
tidak ada perlakuan khusus dari KPK terhadap Dubes Amerika.
"Banyak Dubes asing yang datang, kita
tidak melakukan diskriminasi, tidak ada deal dengan duta AS. Duta Besar
Pakistan juga pernah datang ke KPK. Tidak ada perlakuan khusus, sama,"
kata Abraham.
Abraham dengan lantang menegaskan bahwa
pihaknya tidak akan terpengaruh jika memang Amerika berusaha untuk melakukan
intervensi terhadap KPK untuk mengamankan Freepot.
"Kalau
Freeport macam-macam kita sikat," tegas dia.
Wakil Ketua KPK, Adnan Pandu Praja
mengungkapkan, alasan banyaknya Dubes yang mendatangi Kantor KPK didasari pada
kekaguman atas kinerja KPK dalam melakukan pemberantasan korupsi. "Kinerja
KPK dikagumi. KPK (Indonesia) sudah melebihi KPK Hong Kong. Jadi mereka datang
untuk bertanya dan belajar. Bahkan mantan komisioner KPK diminta untuk
membangun KPK di Afganistan dan di beberapa negara Afrika," ungkapnya.
0 komentar:
Posting Komentar