Awas, 2013 Poli-Tikus Korup Gangsir APBN/APBD Demi Pemilu
MESKI Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mencokok
politikus korup, tidak menjamin bahwa angka kriminal di kalangan politisi akan
menurun. Bahkan KPK memperkirakan para politikus tetap akan menjadi pelaku
korupsi terbanyak di tahun 2013 ini. Terutama yang duduk di di Dewan Perwakilan
Rakyat. ”Ya, masih seperti Muhammada nazarudin,” jelas juru bicara KPK, Johan
Budi. Seaka mengamini, Direktur Advokasi
Pusat Kajian Anti Korupsi Universitas Gadjah Mada, Oce Madril, juga memprediksi
koruptor di tahun 2013 masih akan didominasi para pemain lama. ”Partai yang sudah
lama berkuasa, yang punya akses ke pemerintah, berpeluang korupsi,” jelasnya. Disebutkan
sejumlah kalangan, kebutuhan dana politik jelang pemilihan umum 2014 dituding
sebagai biang keladi terjadinya penyimpangan yang dilakukan politikus korup.
”Apalagi politikus yang duduk di eksekutif, lebih mudah mengakses kebijakan APBN/APBD,”
kata Oce. Penjelasan Indonesia Corruption Watch soal para kader partai yang tersandung
korupsi sepanjang tahun 2012 bisa dijadikan gambaran kasus korupsi yang
berpeluang terjadi tahun 2013. ”Kurang lebih partainya itu-itu saja, hanya
bertukar peringkat,” katanya Sepanjang tahun 2012, data ICW menyebutkan banyak
kader partai yang terjerat perkara korupsi. Partai Golkar masuk peringkat papan
atas sebanyak 14 kader, disusul Partai Demokrat 10 kader, serta partai Amanat
nasional dan Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia, 8 kader. Tahun 2013 ini
diprediksi banyak kalangan akan menjadi tahun partai politik saling membuka aib
dan menyandera. Partai Demokrat diperkirakan tidak akan mau ketinggalan sendirian
menjadi korban pengungkapan kasus korupsi. “Tahun 2013 setiap partai akan
saling buka borok dalam hal korupsi karena Partai Demokrat tentu tidak mau
hanya mereka yang jadi korban,” ungkap Koordinator Gerakan Indonesia Bersih
(GIB), dalam diskusi membedah Demokrasi dan pemberantasan Korupsi di Indonesia
di Jakarta. Hal serupa juga diutarakan ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDIP) Bidang Hukum, Trimedya Panjaitan. Menurut Trimedya, politik
saling sandera akan lebih mewarnai tahun 2013 dibanding tahun 2012. Didapat
informasi yang cukup valid bahwa di beberapa daerah di Jawa Timur yang akan
menghadapi pilkada sudah disiapkan dana sekitar Rp. 250.000.000,- per
kelurahan, dimana dana tersebut akan digunakan untuk kepentingan PILKADA,
tetapi didalam pelaporannya dana tersebut tidak boleh nampak digunakan untuk
kepentingan PILKADA, tetapi masuk pada perkiraan makan dan minum, Demikian dikatakan
oleh oleh Drs. H. Syarifuddin Nahar ketua Indonesia Anti Korupsi, sambil
menambahkah bahwa LSM-nya siap untuk mencermati hal tersebut apabila nantinya
hal itu benar dan terjadi di Jawa Timur, tidak segan segan Indonesia Anti
Korupsi akan melaporkan sebagai Pelanggaran Pemilu. “Dalam politik saling
sandera, upaya mengungkapkan satu kasus sering kali sulit karena pihak yang akan
mengungkapkan diancam juga akan dibuka kasusnya atau dicari-cari kesalahannya,”
kata Trimedya. Sementara Apung, peneliti dari ICW mengatakan bahwa potensi
korupsi yang melibatkan pilitikus akan kian besar di tahun 2013 ini.
Pemicunya ialah perilaku para politikus Awas, 2013 Poli-Tikus Korup Gangsir APBN/APBD Demi Pemilu MESKI Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mencokok politikus korup, tidak menjamin bahwa angka kriminal di kalanganpolitisi akan menurun. Bahkan KPK memperkirakan para politikus tetap akan menjadi pelaku korupsi terbanyak di tahun 2013 ini. Terutama yang duduk di di Dewan Perwakilan Rakyat. ”Ya, masih seperti Muhammada nazarudin,” jelas juru bicara KPK, Johan Budi. Seakan mengamini, Direktur Advokasi Pusat Kajian Anti Korupsi Universitas Gadjah Mada, Oce Madril, juga memprediksi koruptor di tahun 2013 masih akan didominasi para pemain lama. ”Partai yang sudah lama berkuasa, yang punya akses ke pemerintah, berpeluang korupsi,” jelasnya. Disebutkan sejumlah kalangan, kebutuhan dana politik jelang pemilihan umum 2014 dituding sebagai biang keladi terjadinya penyimpangan yang dilakukan politikus korup. ”Apalagi politikus yang duduk di eksekutif, lebih mudah
Pemicunya ialah perilaku para politikus Awas, 2013 Poli-Tikus Korup Gangsir APBN/APBD Demi Pemilu MESKI Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus mencokok politikus korup, tidak menjamin bahwa angka kriminal di kalanganpolitisi akan menurun. Bahkan KPK memperkirakan para politikus tetap akan menjadi pelaku korupsi terbanyak di tahun 2013 ini. Terutama yang duduk di di Dewan Perwakilan Rakyat. ”Ya, masih seperti Muhammada nazarudin,” jelas juru bicara KPK, Johan Budi. Seakan mengamini, Direktur Advokasi Pusat Kajian Anti Korupsi Universitas Gadjah Mada, Oce Madril, juga memprediksi koruptor di tahun 2013 masih akan didominasi para pemain lama. ”Partai yang sudah lama berkuasa, yang punya akses ke pemerintah, berpeluang korupsi,” jelasnya. Disebutkan sejumlah kalangan, kebutuhan dana politik jelang pemilihan umum 2014 dituding sebagai biang keladi terjadinya penyimpangan yang dilakukan politikus korup. ”Apalagi politikus yang duduk di eksekutif, lebih mudah
mengakses kebijakan APBN/APBD,” kata Oce. Penjelasan Indonesia Corruption
Watch soal para kader partai yang tersandung korupsi sepanjang tahun 2012 bisa
dijadikan gambaran kasus korupsi yang berpeluang terjadi tahun 2013. ”Kurang
lebih partainya itu-itu saja, hanya bertukar peringkat,” katanya Sepanjang
tahun 2012, data ICW menyebutkan banyak kader partai yang terjerat perkara
korupsi. Partai Golkar masuk peringkat papan atas sebanyak 14 kader, disusul
Partai Demokrat 10 kader, serta partai Amanat nasional dan Partai Demokrasi Perjuangan
Indonesia, 8 kader. Tahun 2013 ini diprediksi banyak kalangan akan menjadi
tahun partai politik saling membuka aib dan menyandera. Partai Demokrat diperkirakan
tidak akan mau ketinggalan sendirian menjadi korban pengungkapan kasus korupsi.
“Tahun 2013 setiap partai akan saling buka borok dalam hal korupsi karena
Partai Demokrat tentu tidak mau hanya mereka yang jadi korban,” ungkap
Koordinator Gerakan Indonesia Bersih (GIB), dalam diskusi membedah Demokrasi
dan pemberantasan Korupsi di Indonesia di Jakarta. Hal serupa juga diutarakan
ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang berlomba-lomba mencari
dana kampanye jelang Pemilu 2014 . Disebutkan sejumlah kalangan, bahwa 2013 ini
para politikus berpotensi menyalahgunakan dana APBN/APBD dan infrastruktur demi
kepentingan partai. ”Menteri yang berasal dari partai politik selaku pemegang kekuasaan
juga berpotensi menggunakan sumber daya negara bagi kepentingan mereka,” jelas
Apung. Selain berkaitan dengan Pemilu 2014, potensi korupsi kian besar karena
mafia anggaran semakin meluas. ”Proyek besar APBN/APBD dan alokasi dana
transfer ke daerah sangat rawan dipolitisasi dan di korupsi.” Tahun 2013 lebih
tepat disebut tahun politisasi. Negara akan diperalat politisi dan kita semua
akan gamang karena ada pertempuran kartel politik memenangkan Pemilu 2014,”
kata pengamat politik dari Universitas Indonesia Bonie Hargens. Untuk
menjadikan tahun 2013 tidak menjadi ajang pertarungan kepentingan politisi
korup, KPK diharapkan mampu mempercepat penuntasan kasus korupsi yang
melibatkan para elit politik ataupun menteri yang kasus dugaan korupsinya telah
dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Disisi lain, Ketua Presedium Indonesia
Police Watch (IPW) Neta S Pane menilai bahwa saat ini tampak ada upaya untuk menghancurkan
KPK, seperti Peraturan pemerintah terkait 10 tahun masa kerja penyidik
kepolisian di KPK dinilai merupakan langkah tidak langsung mengancam para
penyidik. “Mana ada perwira polisi yanag mau ditempatkan di KPK dalam rentang
waktu begitu lama, dengan ketidakjelasan pangkat? Kalau di kepolisian dengan
rentang 10 tahun perwira polisi bisa menjadi apa saja sehingga saya
berkesimpulan peraturan itu upaya menghancurkan KPK,” kata Neta S Pane.
Dikatakan Johan Budi, bahwa KPK akan berupaya menekan korupsi dengan konsisten.
Tahun 2013 ini KPK rencananya akan merekrut sekitar 300 pegawai baru, yang
sebagian besar diantaranya penyidik independen. ”Dengan penyidik baru dan
independen, kami lebih percaya diri,”. *
0 komentar:
Posting Komentar