Kebijaksanaan
pemerintah Kota Kediri dalam penganggaran RAPBD tahun 2013 oleh Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) menuai kecaman dari kalangan
DPRD kota Kediri.
Selain
menganggarkan “tunggangan” untuk Walikota berupa sebuah unit Jeep seharga Rp 947 juta, pemkot Kediri tahun
2013 juga mengalokasikan belanja kendaraan operasional jenis station wagon.
Kabag Humas
Pemkot Kediri Hariadi mengatakan,
kendaraan operasional jenis jeep nanti akan ditunggangi Walikota Syamsul Ashar
,akan digunakan untuk meninjau lokasi
yang medannya sulit dijangkau oleh kendaraan jenis yang lain, kata Hariadi
(10-1-13).
Namun
demikian, Hariadi belum bisa menjelaskan secara detail gambaran mobil yang akan
di beli. Saat ini masalah pembelian ini
masih dibahas ditingkat pimpinan. DPPKA juga mengalokasikan dana sekitar Rp
4,5 Milyar untuk pengadaan kendaraan operasional roda dua dan empat untuk
kepala dinas yang saat ini masih belum menggunakan kendaran Dinas atau
memakai kendaraan lama. Pengadaan kendaraan ini dibutuhkan untuk menunjang
kinerja para kepala Dinas.
Sementara
itu Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota
Kediri. Muzer Zadib, mengecam rencana
DPPKA dalam pengadaan kendaraan dinas.
Alasan Pemkot jika Walikota membutuhkan
kendaraan untuk meninjau medan berat sangat mustahil dan tidak masuk akal.
Karena wilayah Kota Kediri konstruksi jalannya tidak ada yang tinggi dan
bermedan berat.
“Medan
berat yang mana, kota ini kondisi jalannya datar. Kalaupun ada yang tinggi,
hanya di sekitar kawasan Gunung Klotok. Itupun masih bisa ditempuh dengan
kendaraan jenis sedan,” paparnya. Bahkan menurutnya kendaraan yang ada saat
ini masih cukup layak untuk digunakan.
“Kendaraan
yang ada sebenarnya masih cukup layak, kami sesalkan jika Pemkot mengadakan
peremajaan bagi kendaraan operasional pejabatnya.” Paparnya.
Zaidib
berharap, anggaran yang direncanakan untuk membeli mobil mewah dan mahal itu ,
dimanfaatkan untuk kegiatan lain, yang lebih bermanfaat untuk masyarakat
banyak.
Tentu kita
masih ingat, Kota Kediri beberapa waktu yang lalu diguncang adanya satu
keluarga yang berusaha mengakhiri hidupnya dengan cara minum racun tikus
karena tekanan ekonomi. Nasib tragis menimpa keluarga miskin Tri Kurniawati
warga kelurahan Banaran dan ironisnya percobaan bunuh diri Tri Kurniawati ini
mengajak kedua anaknya yang masih balita Muhamad Pandu Setiawan (4) dan adiknya
Mira Ivan (3,5).
Dengan
adanya permasalahn seperti ini seharusnya Pemkot Kediri lebih memperhatikan
keadaan masyarakatnya yang kurang mampu daripada mementingkan gensi
semata bagi para pimpinannya. Bayangkan jika anggaran untuk pembelian
kendaraan ini dialihkan untuk pembelian raskin sudah berapa banyak keluarga
miskin yang akan terselamatkan dan terpenuhi kebutuhan pangannya.
“Kondisi
perekonomian masyarakat masih perlu ditingkatkan karena sebagian masih serba
kekurangan”. Tandas Muzer Zaidib. n (Yan)
0 komentar:
Posting Komentar